Kartini Muljadi : Profil & Biodata

Daftar Isi
 

Nama : Kartini Muljadi & family

Peringkat 19 orang terkaya di Indonesia

Usia : 84 Tahun

Sumber Kekayaan : farmasi, warisan

Total Kekayaan : $1.42 B per November 2013

Residen : Indonesia

Diantara 50 daftar orang terkaya Indonesia dalam Majalah Forbes, hanya ada satu wanita yang terdaftar. Dia adalah Kartini Muljadi.

Wanita kelahiran 17 Mei 1930 ini telah mendapatkan pendidikan khusus keturunan Belanda. Kartini pernah belajar di perguruan tinggi di Surabaya dan Yogyakarta, kemudian pindah ke Jakarta untuk masuk pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia.

Selain kuliah, Kartini bekerja untuk lembaga sosial Naya Association Tjandra menyelenggarakan pendidikan serta pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Wanita ini mendapat gelar sarjana hukum pada tahun 1958 pada saat Kartini memiliki 2 orang anak. Kartini memutuskan berkarir di bidang peradilan dan diangkat menjadi hakim Pengadilan Khusus di Jakarta, di mana dia ditugaskan mengenai perkara pidana, perdata dan kebangkrutan.

Kartini memulai tugas di pengadilan, para hakim Belanda baru mengundurkan diri dan digantikan oleh Hakim dari warga negara Indonesia. Setelah suaminya Djojo Muljadi SH. yang bekerja sebagai notaris semasa hidupnya meninggal pada tahun 1973, Kartini pun mengundurkan diri sebagai hakim.

Ia menganggap penghasilannya sebagai hakim yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) tidak akan mampu untuk menghidupi keluarga mereka.

Setelah menempuh dan lulus ujian negara untuk notaris, Kartini diangkat sebagai notaris di Jakarta, dan mulai mengajar kursus dalam prosedur sipil dan masyarakat sipil di berbagai sekolah hukum di Jakarta. 

Konsistensi dan komitmen tinggi untuk memberikan pelayanan yang terbaik sebagai notaris menjadikannya sebagai notaris papan atas, yang mengarah ke perusahaan-perusahaan besar di tahun 1970 dan 1980.

Pada tahun 1990, setelah pengunduran diri lebih dini dari masa jabatannya sebagai Notaris, Kartini memiliki kantor hukum dan penasihat hukum yang didirikan atas nama Kartini Muljadi & Rekan. Kantor Hukum ini berkembang pesat, tidak hanya perusahaan besar tetapi juga perusahaan nasional yang menjadi kliennya.

Ketika terjadi krisis keuangan tahun 1997/1998, Kartini aktif memberikan bantuan hukum di sektor perbankan yang terpuruk. Dia diangkat sebagai anggota tim yang bertanggung jawab untuk memberikan nasihat hukum kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), dan nasihat hukum dan rekomendasi kepada pemerintah, memprakarsai Master Settlement dan Master Refinancing Agreement antara BPPN dan para pemegang saham bank-bank bermasalah.

Dengan kerja kerasnya, Kartini membantu menghidupkan kembali sektor keuangan, khususnya dalam reaktivasi pasar modal di Indonesia. Kartini menerima penghargaan dari Presiden Megawati Soekarnoputri yang saat itu Presiden Republik Indonesia dengan penghargaan Capital market Life Time Achievement Award pada tahun 2004.

Di usia 82, dia masih bersedia untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial. “Allah menciptakan manusia dengan pandangan yang baik. Kita manusia, harus melakukan hal-hal yang baik juga,” ungkap ibu empat orang anak dan nenek sembilan cucu ini.

Kartini berencana untuk membuat sebuah rumah sakit baru yang memenuhi persyaratan terbaru ilmu kedokteran untuk menawarkan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Indonesia.

Selain itu, Kartini juga aktif mendukung Program untuk kemajuan Universitas Indonesia. Dia adalah anggota dari dewan direksi dari Universitas Indonesia (2002-2007) dan Ketua Dewan Direksi dari Universitas Indonesia (2004-2007). Kartini mendirikan Yayasan Daya Bhakti Pendidikan Universitas Indonesia yang terlibat dalam bidang sosial kemanusiaan, terutama membimbing para pemimpin masa depan bangsa.

Forbes mendapuknya sebagai nomor 19 orang terkaya di Indonesia. Ibu dari tiga anak ini, menurut Forbes, memiliki kekayaan US$ 1,42 juta atau total Rp 14,2 triliun. Sebagian besar berasal dari sektor farmasi .

Kartini dan keluarganya menjual hampir seperlima sahamnya di Tempo Scan apoteker yang dijalankan sang anak, Handojo pada Mei 2013 sebesar US$ 218 juta.

Posting Komentar